Sejarah Negeri Dwi Warna
Secara umum Dwiwarna dan Negri – Negri lainnya yang berada di Kecamatan Banda mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang berkaitan antara satu dengan lainnya. Sebelum kedatangan bangsa Portugis tahun 1511, dan Belanda tahun 1518, Negeri Dwiwarna masih belum jetas tercatat dalam sejarah.
Pulau Banda direbut bangsa Portugis, lnggris dan Belanda melalui Benteng Nassau tahun 1609.Di masa itu Belanda mulai menjajah pulau Banda dan menata perkampungan-perkampungan kecil menjadi Desa atau Negeri. Salah satunya adalah Negeri Dwiwarna yang terletak geografisnya yang berada di tengah-tengah pulau Naira.
Para petinggi-petinggi Belanda yang menguasai perkebunan pala atau disenut maneer. Para maneer atau petinggi Belanda memilih Negeri Dwiwarna untuk dibangun rumah tinggal, tempat hiburan, kantor darn rumah dinas termasuk rumah dinas Gubernur Belanda VOC.
Negeri Dwiwarna di tata sedemikian rupa, sehingga mirip dengan kota-kota di negera eropa. Pada masa itu lengkap dengan sarana dan prasarana lainnya. Sehingga Negeri Dwiwarna dijuluki dengan Eropa Kecil. Negeri Dwiwarna sebelumnya dinamai Kampong Rani, sehingga Belanda sangat menyukai negeri ini karena nama negeri ini mirip dengan nama Ratu Belanda Ratu Yuliana.
Belanda juga membangunan taman kota di tengah tengah negeri dan di pajang sebuah patung perunggu milik raja Belanda yang bernama Wiliam III.
Setelah itu nama Kampong Ratu digantikan dengan nama Dwiwama yang, artinya dua warna merah dan putih, pada waktu itu penduduk Dwiwarna masih sekitar 50 – 80 KK, terdiri dari keturuna para pckerja perkebunan pala dan pembantu Rumah Tangga yang di datangkan khusus dari Ambon dan menganut agama Kristen Protestan.
Mereka mendiami rumah besar peninggalan dari tuan mereka yang telah kembali ke negeri Belanda pada tahun 1952.
Sejarah Kepemimpinan Dwi Warna
Raja Negeri Dwiwarna yang pertama pada priode antara tahun 1949 — 1954 atas kepentimpinan Loterboom. dilanjutkan dengan Raja Negeri Dwiwarna kepeminipinan G.Latuhihin pada tahun 1954 – 1973, dilanjutkan dengan Raja Negeri yang ketiga atas kepeinimpinan Edi De Brey tahun 1973 – 1990.
Setelah itu dilanjutkan kembali dengan Raja yang keempat Husin Nasimen, tahun 1991 – 2011. Di sebabkan karena kesehatan beliau maka jahatan Raja Negeri di pimpin inch Sekretaris Negeri bernama Hamdi Baadilla Selanjutnya melalui pemelilhan langsung masyarakat Dwi Warna pada tahun 2012.
Maka raja negeri yang ke Lima adalah Arwen Ali. Masa tugas tahun 2012 hingga 2018. Namun beliau meninggal dunia pada tahun 2016. Maka raja negeri Dwiwarna dipimpin oleh Bachri Helwakan melanjutkan tugas sebagai Pj.Sementara hingga akhir tahun 2018. Digantikan Supriandi Marasabessy sebagai Raja Terpilih ( Definitif ) hingga saat ini.